![]() |
Wudhu bukan sekadar rutinitas, tapi persiapan |
Wudhu sering kita lakukan setiap hari, tapi pernahkah kita merenung: kenapa urutannya seperti itu? Kenapa wajah, tangan, kepala, lalu kaki? Apa maknanya?
Ternyata para ulama klasik punya penjelasan yang menyentuh dan membuka wawasan kita. Yuk simak satu per satu, mungkin setelah ini kamu akan berwudhu dengan rasa yang berbeda.
1. Kumur-Kumur dan Istinsyak: Mulut dan Hidung Menuju Surga
Dalam Islam, berkumur dan menghirup air ke hidung (istinsyaq) adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Tapi kenapa?
Para ulama berkata: karena mulut digunakan untuk menyebut nama Allah, sedangkan hidung kelak akan mencium aroma surga. Maka keduanya disucikan — bukan hanya fisiknya, tapi juga fungsinya.
2. Telapak Tangan Dibasuh Karena Akan Memakan Buah Surga
3. Wajah Akan Digunakan untuk Memandang Allah
Ini bagian yang paling menggetarkan hati.
Wajah dibasuh dalam wudhu karena ia adalah bagian yang kelak akan digunakan untuk memandang wajah Allah Ta‘ala di surga. Sebuah kenikmatan yang tidak diberikan kepada semua makhluk.
Jadi jangan sepelekan ketika membasuh wajah. Bayangkan: ini adalah wajah yang akan berjumpa dengan Rabb-mu.
4. Tangan: Karena memakai Pakaian Surga
5. Menyapu Kepala Karena Akan Ditaburi Mahkota
Mengusap kepala bukan sekadar syarat sah wudhu. Dalam pandangan sebagian ulama, kepala adalah tempat di mana mahkota kemuliaan akan diletakkan di akhirat.
Betapa mulianya kepala seorang mukmin — bahkan di dunia pun, ia dimuliakan dengan sujud, lalu disucikan dengan air wudhu.
Baca Juga: 10 Adab Wudhu Mazhab Syafi'i dari Kitab Klasik
Doa Wudhu dan Zikir yang Sering Dilupakan Saat Bersuci
6. Telinga dan Kaki: Mendengar Kalamullah dan Melangkah di Surga
Telinga kita dibersihkan karena kelak ia akan mendengar kalam Allah secara langsung. Sedangkan kaki — dibasuh karena akan digunakan untuk berjalan di surga.
Setiap langkah seorang mukmin yang menjaga wudhunya adalah langkah menuju ampunan.
Wudhu Bukan Sekadar Rutinitas, Tapi Simbol Persiapan
- Ibrahim al-Baijuri, Hasyiah al-Bajuri, hlm 105
Posting Komentar
0Komentar