Save Raja Ampat: Tanggung Jawab Muslim Menjaga Amanah Lingkungan

Pengembara Ilmu
By -
0
Gugusan pulau karst Raja Ampat dengan laut biru jernih yang kaya biodiversitas, ikon keindahan alam Papua Barat Daya yang kini terancam oleh aktivitas tambang nikel – simbol penting tanggung jawab ekologis dan spiritual umat Islam.
Raja Ampat surga yang terancam


Raja Ampat, gugusan pulau indah di Papua Barat Daya, kembali menjadi sorotan. Bukan karena keindahannya yang memukau wisatawan, tapi karena ancaman eksploitasi tambang nikel yang berpotensi merusak ekosistem alamnya. Beberapa perusahaan diketahui melakukan pelanggaran lingkungan dengan beroperasi di wilayah yang seharusnya dilindungi. Fenomena ini memunculkan gerakan #SaveRajaAmpat di berbagai platform media sosial sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap kelestarian alam dan kehidupan masyarakat adat.


Namun, persoalan ini bukan hanya soal lingkungan. Bagi umat Islam, isu ini menyentuh nilai spiritual dan tanggung jawab keimanan. Menjaga bumi bukan hanya tugas aktivis, tapi juga kewajiban setiap insan beriman sebagai bagian dari amanah Allah SWT.


Raja Ampat: Surga yang Terancam

Raja Ampat merupakan salah satu wilayah dengan biodiversitas laut tertinggi di dunia. Lebih dari 500 jenis karang dan ribuan spesies ikan hidup di perairannya. Sayangnya, aktivitas tambang nikel yang tidak memperhatikan aspek lingkungan kini menjadi ancaman serius.


Kerusakan terumbu karang, pencemaran air, serta gangguan terhadap kehidupan masyarakat lokal yang bergantung pada laut dan hutan, menjadi dampak nyata dari eksploitasi ini. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, hal ini jelas bertentangan dengan prinsip menjaga keberlangsungan hidup generasi masa depan.

Potret tambang nikel di pulau Raja Ampat
Tambang nikel di Raja Ampat


Islam dan Tanggung Jawab Ekologis

Islam memandang alam sebagai ciptaan Allah yang harus dijaga dan dipelihara. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan:

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya.” (QS. Al-A’raf: 56)


Ayat ini menegaskan bahwa manusia tidak boleh berbuat kerusakan terhadap lingkungan. Sebaliknya, kita diberi amanah untuk menjadi khalifah di bumi, yang bertugas memelihara dan menyeimbangkan kehidupan. Dalam pandangan Islam, kerusakan lingkungan termasuk dalam kategori perbuatan maksiat yang berdampak pada makhluk hidup lainnya.


Prinsip tawazun (keseimbangan), maslahah (kemanfaatan), dan amanah (tanggung jawab) merupakan dasar-dasar penting dalam etika lingkungan Islam.


Jejak Islam di Raja Ampat

Tidak banyak yang tahu bahwa Raja Ampat juga memiliki sejarah panjang dalam penyebaran Islam di kawasan timur Indonesia. Kerajaan-kerajaan seperti Salawati dan Misool telah memeluk Islam sejak abad ke-15, melalui jalur dakwah Kesultanan Tidore dan para ulama dari Maluku.

Artinya, menyelamatkan Raja Ampat tidak hanya soal lingkungan, tetapi juga tentang melestarikan warisan budaya dan sejarah Islam yang hidup di tanah Papua.

Baca Juga: Sejarah Islam di Raja Ampat

Save Raja Ampat: Ibadah Sosial yang Bernilai

Mendukung kampanye #SaveRajaAmpat adalah bentuk nyata dari ibadah sosial. Kita tidak hanya menjaga bumi sebagai tempat tinggal, tapi juga menunjukkan cinta kita kepada ciptaan-Nya. Islam mengajarkan bahwa setiap kebaikan, sekecil apa pun, akan bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah.


Menjaga alam adalah bagian dari tauhid, sebab alam adalah tanda-tanda kebesaran-Nya (ayat kauniyah). Maka, setiap langkah menyuarakan perlindungan Raja Ampat adalah bagian dari perjuangan moral dan spiritual.

Keindahan Raja Ampat
Keindahan Raja Ampat terancam tambang nikel

Baca Juga: Ancaman Mengerikan Tambang Nikel di Raja Ampat

Penutup

Sebagai umat Islam, kita dituntut tidak hanya untuk memperbanyak ibadah ritual, tetapi juga untuk menjaga amanah lingkungan. Isu lingkungan bukan isu sekuler, melainkan bagian dari nilai keislaman yang menyeluruh. Kampanye #SaveRajaAmpat adalah panggilan nurani, panggilan keimanan, dan panggilan untuk menyelamatkan masa depan bumi yang kita tinggali bersama.


Mari jaga Raja Ampat. Mari tunaikan amanah sebagai khalifah. Karena menjaga alam adalah bagian dari menjaga iman.



* Tulisan ini disusun sebagai ajakan refleksi, bukan kritik atau penghakiman. Di tengah budaya berbagi di era digital, mari bersama-sama belajar menjadi lebih bijak dan empatik, agar setiap unggahan membawa kebaikan tanpa tanpa sengaja melukai. Semoga tulisan ini menjadi pengingat yang membangun bagi kita semua.



* Jika tulisan ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikan ke teman-temanmu, ya! Dan tinggalkan komentarmu dibawah, karena satu komentar darimu bisa jadi penyemangat kami untuk terus menulis artikel bermanfaat lainnya.

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*