10 Adab Wudhu Mazhab Syafi’i dari Kitab Klasik

Pengembara Ilmu
By -
0

Seorang Muslim sedang berwudhu di tempat wudhu masjid, mencuci wajah dengan khusyuk sebagai bagian dari adab wudhu menurut panduan para ulama.
Ilustrasi adab wudhu dalam Islam

Wudhu merupakan ibadah harian yang dilakukan oleh mayoritas Muslim sebelum melaksanakan shalat. Secara fikih, wudhu memiliki rukun-rukun tertentu yang wajib dipenuhi agar shalat dianggap sah. 


Namun, di balik hukum-hukum formal tersebut, terdapat sisi batiniah berupa adab dan sunnah yang sangat berharga dalam membentuk kepribadian Muslim yang beradab dan spiritual.


Sayangnya, sebagian dari adab-adab wudhu ini tidak lagi dikenal secara luas dalam praktik keseharian umat Islam. Padahal, ulama-ulama terdahulu telah memberikan perhatian yang besar terhadap aspek ini sebagai bagian dari penyempurnaan ibadah. 


Tulisan ini mengangkat kembali adab-adab wudhu berdasarkan penjelasan para ulama klasik seperti Imam al-Damiry (w. 808 H) dalam An-Najm al-Wahhāb fī Syarḥ al-Minhāj, serta tambahan dari Imam an-Nawawi (w. 676 H) dalam al-Majmū‘ Syarḥ al-Muhazzab.


1. Menghadap kiblat saat Berwudhu

Salah satu adab wudhu yang diajarkan oleh para ulama adalah menghadap kiblat. Walaupun tidak termasuk syarat atau rukun sah wudhu, menghadap kiblat mencerminkan kesiapan hati untuk berdiri menghadap Allah dalam shalat. 


Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu' menyebutkan bahwa menghadap kiblat ketika berwudhu termasuk adab yang disunnahkan dan menunjukkan penghormatan terhadap ibadah yang akan dilaksanakan.


2. Melaksanakan Shalat Dua Rakaat Setelah Wudhu

Shalat sunnah wudhu, meski tidak wajib, memiliki nilai spiritual yang tinggi. Dalam hadits sahih disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُحَدِّثْ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Tidaklah salah seorang dari kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua rakaat dan tidak berbicara kepada dirinya sendiri di dalamnya, melainkan akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu."(HR. Bukhari & Muslim)


Hadis ini juga tersebut dalam kitab Tufhah Al-Thullab karya Imam Zakariya Al-Ansari, 77.

Shalat ini menjadi bentuk pengukuhan wudhu dan sebagai pembuka pintu kekhusyukan dalam ibadah selanjutnya.


3. Tata Cara Membasuh Anggota Wudhu

Para ulama juga memberikan perhatian pada bagaimana air dibasuhkan ke anggota tubuh:

  • Saat membasuh wajah, dianjurkan memulainya dari bagian atas agar air mengalir secara alami ke bawah.


  • Ketika membasuh tangan dan kaki, jika seseorang berwudhu sendiri maka dimulai dari ujung jari ke arah siku atau tumit. Namun jika ada orang lain yang menuangkan air, maka disarankan memulai dari siku atau tumit ke ujung jari.


Adab ini menekankan prinsip tanzhim (ketertiban) dalam ibadah, serta memperhatikan aliran air agar merata dan menyentuh seluruh bagian yang diwajibkan.


4. Peletakan Wadah Air

Etika lain yang tampak sepele namun penting adalah posisi meletakkan wadah air. Jika seseorang menuangkan air sendiri, hendaknya wadah diletakkan di sebelah kiri. 


Namun jika mengambil air dengan tangan (mencedok), wadah diletakkan di sebelah kanan. Ini menunjukkan pentingnya efisiensi dan keteraturan dalam gerakan ibadah.

5. Menjaga Kesucian Tempat Duduk Agar Terhindar dari Percikan

Dalam pelaksanaan wudhu, penting pula memperhatikan lingkungan sekitar. Disunnahkan duduk di tempat yang tidak terkena percikan air, agar kesucian pakaian dan tempat tetap terjaga.


6. Meminum Air Sisa Wudhu

Salah satu adab yang mulai terlupakan adalah minum air sisa wudhu setelah selesai. Para ulama menyebutkan bahwa perbuatan ini termasuk bentuk tabarruk (mengambil keberkahan), sebagaimana dilakukan oleh sebagian sahabat Nabi ﷺ. 


Kendati bukan kewajiban, hal ini mencerminkan kedekatan seorang hamba dengan ibadah yang baru saja dilakukan.


7. Tidak Membasuh Wajah dengan Kasar

Dalam berwudhu, dianjurkan untuk tidak memukul wajah dengan air secara kasar. Rasulullah ﷺ mengajarkan kelembutan dalam segala aspek kehidupan, termasuk saat menyucikan diri. Kelembutan ini bukan hanya mencerminkan akhlak, tetapi juga menjaga kesehatan dan kepekaan tubuh.


8. Diam dari Pembicaraan Duniawi saat Berwudhu

Adab yang sering diabaikan adalah tidak berbicara selama berwudhu kecuali dalam bentuk zikir atau doa. Hal ini penting agar suasana spiritual wudhu tetap terjaga. 


Dalam beberapa riwayat, sahabat dan para tabi’in menjaga keheningan dan kekhusyukan saat berwudhu, sebagaimana mereka menjaga keheningan saat shalat.


Baca Juga: Doa Wudhu dan Dzikir yang Sering Dilupakan Saat Bersuci


Delapan poin adab di atas merupakan bagian yang disebutkan secara sistematis oleh Imam al-Damiry dalam kitabnya An-Najm al-Wahhāb fī Syarḥ al-Minhāj, sebagai bentuk penyempurnaan praktik wudhu menurut perspektif fikih Syafi‘i. Namun, dalam khazanah literatur fikih lainnya, terdapat tambahan adab yang tak kalah pentingnya.


Imam an-Nawawi, dalam al-Majmū‘, mengutip pendapat al-Maḥāmilī yang menambahkan dua bentuk adab wudhu lainnya. 


Meskipun tidak disebutkan dalam Najm al-Wahhāb, dua poin berikut memperkaya pemahaman kita tentang sikap dan ketenangan saat berwudhu, yang sejalan dengan semangat etika dalam bersuci.


9. Tidak Mengibaskan Tangan

Setelah membasuh tangan, disunnahkan untuk tidak mengibaskannya. Hal ini menunjukkan ketenangan dalam ibadah dan menjaga adab wudhu.


10. Tidak Mengeringkan Anggota Wudhu

Tidak mengeringkan anggota wudhu dengan kain atau handuk termasuk adab yang dianjurkan, karena air wudhu membawa berkah dan akan menjadi cahaya di hari kiamat.


Adab-adab yang disebutkan di atas adalah refleksi dari betapa Islam sangat memperhatikan aspek lahir dan batin dalam ibadah. Wudhu, sebagai pintu gerbang shalat, selayaknya tidak hanya dilakukan secara teknis, tetapi juga dengan ruh adab dan etika.


Dengan menghidupkan adab-adab ini, kita tidak hanya bersuci dari hadas, tetapi juga membersihkan hati dan menyucikan niat. 


Semoga kita semua diberi taufik untuk mengamalkannya dalam keseharian. Jangan lupa, bagikan tulisan ini agar makin banyak saudara kita yang menghidupkan sunnah-sunnah wudhu!


* Jika tulisan ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikan ke teman-temanmu, ya! Dan tinggalkan komentarmu dibawah, karena satu komentar darimu bisa jadi penyemangat kami untuk terus menulis artikel bermanfaat lainnya.



Referensi

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*